Pada Suatu Waktu

Pada Suatu Waktu
menunggumu disini

Rabu, 13 Mei 2015

Ada Kisah di Ujung Genteng

Perjalanan kali ini adalah perjalanan panjang yang menguras tenaga, emosi dan kantong.. Menguras tenaga karena berangkatnya abis pulang kantor terus perjalanannya lumayan panjang. Menguras emosi karena terjebak dalam penantian panjang macet bersama truk-truk pengangkut galon Aqua menuju Sukabumi dan cobaan penyesuaian dengan tim yang baru sekali itu berangkat bareng satu mobil. Trus, menguras kantong karena...Eh, kalo kantong ngga denk xp. 

Berawal dari sekumpulan anak muda yang bersemangat menghabiskan malam selepas jam kantor demi mencapai tempat tujuan rekreasi mereka, Ujung Genteng. Dengan menyewa mobil avanza, Fitri, Nunu, Jupe, Jaya, Loren, Rendy, Iin dan saya berangkat menuju tempat tujuan. Semuanya berangkat dari sebuah kantor dibilangan Jakarta Pusat, kecuali Jupe dan Loren. Jupe dan Loren dijemput di Depok. Berhubung berangkatnya di hari terakhir di weekdays, perjalanan menuju Depok agak padat sehingga menghabiskan waktu hampir 2 jam. Sampai di Depok, kami masih bersemangat, berharap perjalanan lancar karena sudah cukup malam memulainya. Masuk tol Jagorawi dari Jalan Juanda Depok, kami berdelapan masih asik berceloteh. Perjalanan pun lumayan lancar. 

Nah...yang mulai padat merayap itu setelah perempatan Ciawi, yaitu Cicurug, Cibadak, sampai akhirnya tiba di Sukabumi. Kondisi jalan yang pas-pasan dilalui 2 mobil besar dan adanya lubang di beberapa titik membuat Jaya, yang waktu itu jadi sukarelawan nyetir, lumayan pegel walaupun kalau ditanya, selalu bilang ngga papa, ngga ngantuk, ngga pegel. Mungkin karena yang bersangkutan sedang pencitraan xp. 

Sampai di Sukabumi akhirnya rombongan memutuskan untuk berhenti, berhubung supirnya single fighter dan diantara kami ga ada yang spesialis mijit kami mampir makan nasi goreng di depan bengkel Selamat Lestari Mandiri. Alhamdulillah ada yang masih dagang walaupun jam menunjukkan pukul 01.40. Beberapa dari kami termasuk supir tidur di mobil, dan yang lain ngeteh dan makan. Ngga tau makan apaan, soalnya saya ikutan tidur waktu itu. Hehehehe...

Teruuuusss...jam 03.00 pagi. Om Jaya akhirnya bisa melek juga. Eh..calon Om-Om maksudnyah..xD Kami kembali melanjutkan perjalanan. Setelah bertanya pada Mas-mas Nasi goreng, kami diarahkan untuk menuju Bank Mandiri dan belok kanan di bundaran yang aselinya taman segitiga. 

Dari Sukabumi kota, daerah selanjutnya adalah Lembur Situ. Kondisi jalan masih mulus sampai akhirnya menempuh jalan yang berliku dan berbatu karena aspalnya rusak sebelum memasuki Jampang Kulon. Kami sempat berhenti untuk sholat Subuh sambil melepas pegal-pegal selama di dalam mobil. 

Di Jampang kulon kondisi jalannya udah lumayan bagus walaupun tidak begitu lebar. Kami menikmati perjalanan di sisi tebing dengan pemandangan kebun teh. Karena sudah pagi kami memutuskan untuk membuka kaca jendela mobil dan mematikan AC. Udaranya seger deh. 

Karena masih terlalu pagi dan belum bisa check in di penginapan, kami memutuskan untuk mampir di Curug Cikaso. Ntah belok-beloknya gimana, kami mentok di satu pertigaan yang ada papan penunjuk arahnya. Ke kiri ke Tegal Buleud/Curug Cikaso, kalau kanan ke Surade/Ujung Genteng. Ternyata itu namanya Jl. Raya Cikaso.




Jalanannya lagi-lagi sempit dan masuk ke perkampungan penduduk. Tapi udah mulus sih aspalnya. Berbekal Googlemap akhirnya kami sampai di Curug Cikaso. Tanpa ganti baju, cuma modal cuci muka dan sikat gigi, kami menikmati sarapan di pintu masuk menuju Curug Cikaso. Waktu itu hari gerimis mulai mengundang. Untung ada pisang goreng dan mendoan panas yang baru digoreng sama ibu penjual gorengan di sana.


ga usah mandi juga kami udah cantik...ya kan?? #maksa

Menuju Curug, telah tersedia perahu yang akan membawa kami. Air di dekat dermaga awal berwarna cokelat, tapi semakin dekat ke kawasan Curug, airnya hijau.. Cantik banget, seragam sama pepohonan di kiri-kanan sungai. Sayangnya sampah botol air mineral, kantong plastik dan lainnya agak mengurangi kecantikan sungainya. Saya kira perjalanan perahunya panjang, ternyata cuma 5 menit naik perahu dari pintu masuk, kami sudah sampai di jalan menuju Curug. 



 sampai di jalan masuk Curug

Dan...tadaaaaaaaa....air terjunnya indah buwangeeeeeetttt...kerenn... Kayak tempat bidadari mandi..#kayaktauajahtempatbidadarimandikayakapa

a beauty of mother earth..
Sejujurnya pengen nyemplung di air yang hijau. Tapi pas masuk udah diwanti-wanti jangan mandi di situ, ada pusaran airnya. 

Puas foto-foto cantik, akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke pintu masuk dan beranjak ke Curug lainnya yang katanya juga bagus. Curug Cigangsa, atau yang dikenal juga dengan Curug Luhur. 

Kami kembali ke pertigaan dan menuju ke arah Ujung Genteng. Curug Cigangsa berjarak kurang lebih setengah jam dari Curug Cikaso. Masuk di komplek perumahan penduduk, kami dihadang oleh seorang Mas-mas di portal pintu masuk komplek untuk membayar parkir dan biaya per orang. Jumlahnya lupa, 15-ribuan atau berapa gitu.

Weww...Tidak ada pengunjung yang parkir bersama kami. Kami berjalan menyusuri jalan aspal yang berlanjut dengan persawahan berbentuk terasering. di sisi kanan sawah-sawah ada sungai yang dasarnya batu. Kenapa saya tahu dasarnya batu, bukan karena airnya jernih, tapi sungainya lagi kering...Tapi gapapa denk. Kami jadi bisa foto-foto di atas sungai.


sungai kering yang mengalir ke Curug

Kami melanjutkan jalan kaki menuruni lereng terasering. Tapi karena medannya aga curam dan licin, kami tidak sampai meneruskan perjalanan untuk melihat Curug dari bawah. Disamping itu, airnya lagi kering, jadi air Curugnya sedikit yang jatuh.

 Curug Cigangsa dari depan atas

Karena sepi dan ngga berani turun ke bawah, akhirnya kami cuma mampir sebentar di sana sekedar foto-foto...:D

Baiklah...lanjut menuju tujuan utama, Ujung Genteng.. Ujung genteng berjarak sekitar satu jam dari Curug Cigangsa. Jalan menuju Ujung genteng melewati hutan pohon kelapa. Dari sela-sela hutan terlihat air laut yang biru. Makin lama pemandangan lautnya hilang ketutup hutan. Lalu tiba-tiba setelah tulisan Asaba Land di sebelah kiri jalan, ada penjaga pos yang menyetop kami. Ada biaya lagi yang harus kami bayar untuk masuk sebesar Rp. 27.000,00 untuk satu mobil, dan delapan penumpang. Semakin dekat ke pantai, di kiri-kanan jalan membentang padang rumput yang banyak sapinya..:D Waktu itu gak kebayang bentuk pantainya kayak apa. @_@

Kami kemudian menuju penginapan yang terletak di pinggir pantai. Setelah melewati padang rumput, kami menyusuri pantai. Ada banyak penginapan rupanya. Tapi yang terlihat menarik sebenarnya Pondok Hexa. Mama Losmen kabarnya juga lumayan. Tapi karena keterbatasan informasi yang kami punya, dan kebetulan Pondok Hexa sudah penuh, jadilah kami menginap di Pondok Adi. Penginapan Pondok Adi ini bentuknya pondokan yang terbuat dari bambu. Satu pondok terdiri dari beberapa cluster kamar yang di dalamnya ada kamar mandi dan dapur. Tapi dapurnya bener-bener cuman dapur lho. Kalo gak minta kompor dan perlengkapan masak sama Bapak yang jaga pondokan, gak dikasih. Oiya, handuk sebaiknya bawa sendiri kalau mau menginap di sini.

Kami tiba di Pondok Adi sekitar pukul 12.30. Perut sudah terasa lapar. Kami menunggu bapak Penjaga Pondok untuk mencari kunci dan menyiapkan ruangan. Setelah ruangan siap dan barang-barang dimasukkan, teman-teman memilih untuk mandi dahulu. Secara dari pulang kantor kemarin malamnya sampai siang itu, kami cuma menyentuh air seperlunya. wkwkwkwkwkwk... Yang paling heboh mandinya Loren. Sambil mandi sambil berseru, "Bbrrrrrrrr....". xD Karena giliran mandi delapan orang cukup menyita waktu, akhirnya kami baru bisa mencari tempat makan setelah jam 03.00 sore.. Makan siang yang kesorean. Untung ga ada yang ngeluh maag. Semoga emang gak ada yang sakit perut waktu itu.

Demi mencari sesuap nasi, kami menyusuri pantai dengan menggunakan mobil ke arah barat Pondok (dari pager pondok berarti ke kiri). Kondisi jalannya luar biasa bergelombang dan berbatu-batu. Sepanjang jalan tersebut ada beberapa tempat makan yang menyediakan ikan bakar. Tapi kami gak yakin dengan satu pun dari mereka. Abis sepi semua sih. 

Setelah berapa lama menyusuri pantai dan ketemu Tempat Pelelangan Ikan, akhirnya ketemu jalan buntu deh. Kami memutar balik kembali dan belok kanan di pertigaan setelah jejeran pasar malam yang masih tutup. Sambil lihat kiri-kanan, akhirnya kami memutuskan berhenti di rumah makan Istiqomah yang punya menu gak cuma ikan bakar, tapi juga cumi.  Ya, memutuskan berhenti hanya karena rumah makan Istiqomah mencantumkan cumi sebagai salah satu menunya. Padahal udah pada kelaparan akut tuh.

Butuh waktu lama buat pesen makanan sampai makanannya jadi. Nunu, Fitri dan Iin tampak bosan dan tertarik untuk menjelajahi padang rumputdi seberang rumah makan. Entah apa yang mereka cari. Kami dari seberang padang rumput cuma bisa liat rumput sama sapi..hehehehehe...Ternyata ini yang mereka temukan...






cantik yaaaa tempatnyaaaa...nyesel gak ikutan :(

Karena Ibu Rumah Makan Istiqomah masaknya lama, jadilah kami yang gak ikutan explore padang rumput manggil tukang cilok yang lewat.hehehehe... Makan siang pun dirapel makan malam. :D Dan kami jadi bener-bener menikmati sunset di pantai menjelang gelap..Yeah..gapapa lah.. Masih sempet lihat pantai dan sunset.


Sehabis main di pantai, kami kembali ke pondok dan beristirahat. Saking gak ada idenya mo ngapain, (Padahal cita-citanya mo makan ikan bakar di pinggir pantai. Tapi tergeser acara makan siang rapelan..xp) kami akhirnya ngobrol dan melakukan beberapa permainan yang baru sebentar udah bosen mainnya.. Sebutlah 'Pancasila Ada Lima Dasar (nama-nama buah)', 'Do mikado', trus satu lagi yang main sebut angka sambil gerakin jempol (gak tau namanya), trus googling rute ke Amanda Ratu sampai nge-ceng-in Jaya yang lagi pedekate sama Iin..xp Baru jam 21.00 kami sudah bosan dan memilih tidur untuk persiapan besok pagi yang rencananya mau lihat sunrise di Amanda ratu.

03.30 Nunu sudah beranjak bangun dan mandi. Saya cuma sayup-sayup mendengar suara air dari dalam kamar. Matanya masih lengket soalnya. wkwkwkwkwk...Satu per satu anggota tim bangun dan mandi. 05.00 kami sudah cantik dan ganteng, semua barang sudah masuk ke mobil dan...caaaooo...Bapak penjaga pondok gak dipamitin...xp

Kami menempuh perjalanan kembali belok ke kiri dari pondok ke arah rumah makan Istiqomah. Di jalan, kami sempat bertanya kepada penduduk setempat mengenai rute ke Amanda Ratu. "Lurus aja, nanti ada gapura, 100 meter setelah itu di sebelah kanan ada tulisan Asaba Land.", seorang Bapak yang kami temui di pinggir jalan menjelaskan.

Akhirnya kami sampai juga di gerbang Amanda Ratu. Tidak ada tanda-tanda tulisan Amanda Ratu yang ada tulisan Asaba Land. Kami hanya meyakini informasi dari Bapak tadi dan google map yang menunjukkan titik itu adalah Amanda Ratu. Sepi...kami berhenti di portal dan bertanya kepada dua pemuda yang ada di sana. Ternyata benar itu Amanda Ratu. Orang bilang, 'Tanah Lot' nya Sukabumi. Melewati pepohonan kelapa menuju villa, jalanan di sana sepi dan gelap waktu itu.

Akhirnya kami bertemu Mas-mas pake sarung yang keluar dari villa dan menagih biaya masuk sejumlah Rp. 30.000,00. Hari masih agak gelap waktu itu. Tapi kami sudah mulai selfie-selfie.

 Tanah Lot Sukabumi

 Selpih dulu ahhh

Ada yang bikin cerita sendiri nih...

Selesai foto-foto, kami kelaparan. Untung di mobil masih ada Popmie, jadi kami tinggal cari air panas saja. Loren dan saya berinisiatif mencari penjaga vila yang kami pikir ada di bangunan yang mirip resto. Di ruang depan tv menyala dengan volume keras. Kami memanggil-manggil si Mas, tapi ngga ada yang nyahut. Kami akhirnya bertanya pada Bapal yang sedang memanjat pohon kelapa di depan bangunan. "Masnya mana Pak?", tanya saya. "Oh..lagi keluar.", Bapak itu menjawab dari atas pohon sambil pasang gantungan jerigen si bawah pelepah kelapa yang dipotong. Eh, jangan-jangan lagi bikin gula merah ya? Hmmm...pupus sudah harapan sarapan popmie. Kami kemudian mengakhiri persinggahan terakhir kami dalam perjalanan ini dan kembali ke Jakarta.

Ada beberapa hal yang bisa dipelajari dari perjalanan kami. Untuk Kakak-kakak, adek-adek, Om-om, dan tante-tante (semua diakui saudara), yang akan menempuh perjalanan yang sama dengan kami (Jakarta-Ujung Genteng), sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  1. Siapkan stamina, baik supir maupun penumpang mobil karena track yang akan kita lalui cukup panjang dengan medan yang macet dan sempit di Cicurug dan Cibadak, serta bergelombang, berliku, dan rusak setelah Kota Sukabumi. Hati-hati juga karena kita akan melewati lembah dengan kondisi jalan sempit sehingga perlu keterampilan dan rasa percaya diri waktu berpapasan dengan mobil lain di pinggir jurang. Apalagi kalau ketemu mobil Wàgon/minibus yang jalannya ngebut dari arah berlawanan. Bagusnya sih berangkatnya pagi hari. Jadi kita tidak perlu khawatir karena Supir harus siaga kalau ada kendaraan yang melaju dengan lampu silau. Disamping itu, jalan yang rusak bikin badan jadi terguncang di dalam mobil, dijamin kalau tidur bakalan gak nyaman.
  2. Siapin bekal makanan untuk makan berat yang awet. Karena agak susah cari tempat makan yang meyakinkan. Apalagi daerah perkampungan yang setelah Lembur Situ dari arah Jakarta, kalau gak salah, hampir gak ada yang jualan makanan berat. Di daerah Ujung Gentengnya sendiri juga seperti itu. Ada sih warung-warung, tapi sepi banget.
  3. Siapkan mental, jangan suka mengeluh. Perjalanan panjang yang disertai keluhan sudah bisa dipastikan tidak akan menyenangkan dan akan terasa sangat panjang. Apalagi kalau berangkatnya rombongan, harus bisa semangat dan kompak. Optimis dan positif thinking, insyaAllah lelahnya gak seberapa dibanding serunya jalan rombongan. Kalau ada temennya yang masuk angin bolehlah teman yang lain pijit-pijit. Hehehehehehehhh..

Ada kisah di Ujung Genteng. Ini kisahku, mana kisahmu? ;D


This is who we are


THE END

11 komentar:

  1. jangan lupa fotonya by ... :p

    BalasHapus
  2. Sudah oke sih, tp perlu ditambahkan lagi tips n pesan dalam tulisanya,, ya seenggakny buat penbaca bisa jd referensi, misal kondisi jalan yg luar biasa perlu extra hati2 dan disarankan jlan pada siang hari, dll :)
    Trss tips apa kek, yg lain,,,

    BalasHapus
  3. Oke Ni ceritanya, cukup informatif..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah...pengen jalan2 lagih...#bole ga ya sama Mas Surya....@_@

      Hapus